Banyak perusahaan mengalami dilema kepemimpinan. Karyawan tidak mempercayai manajemen, sementara perusahaan harus memenuhi kebutuhan generasi digital. Para karyawan saat ini rata-rata adalah lulusan dari perguruan tinggi yang dapat disebut knowledge worker. Sebagian besar dari mereka, merasa tidak diberdayakan pada pekerjaan mereka saat ini sehingga tidak sedikit dari mereka memilih resign dan pindah tempat kerja. Bahkan di usia produktif mereka telah pindah tempat kerja 3-5 kali.
Hal tersebut merupakan salah satu yang menunjukkan bahwa banyak pemimpin gagal untuk menumbuhkan rasa percaya dan kesetiaan pada karyawan mereka. Sebagian perusahaan mungkin itu bukan masalah, tapi apakah begitu?
Kualitas kepemimpinan yang hebat (great) harus dapat menginspirasi tim mereka untuk mencapai hal-hal luar biasa, menurut Daniel Wang, pencipta Loopring Protocol dan pendiri Loopring Foundation. Terdapat 8 (delapan) kualitas paling penting yang menjadikan seorang pemimpin yang hebat (great leadership).
Pertama, antusiasme yang tulus yaitu menggambarkan antusiasme sejati atas bisnis, produk dan misi yang tidak dapat dipalsukan (high deferent). Ketika para pemimpin benar-benar antusias dan bersemangat, itu akan menular ke bawahan dan merangsang mereka untuk bekerja penuh semangat dan kepercayaan diri yang cukup.
Wang menegaskan bahwa antusiasme membantu seorang pemimpin mengidentifikasi masalah utama yang ada dalam industrinya. “Setiap inovasi dimulai dari masalah ini dan diakhiri dengan produk dan layanan, dengan beberapa masalah utama dapat diselesaikan.”
Kedua adalah Integritasi. Para pemimpin senantiasa akan memberikan kredit yang tepat untuk pencapaian, mengakui kesalahan, atau mengutamakan keselamatan dan kualitas. Mereka melakukan apa yang benar secara obyektif.
Wang menegaskan bahwa ketika orang melihat bukti bahwa para pemimpin tidak memiliki integritas, maka kepercayaan hampir tidak mungkin untuk dipulihkan, “Kepercayaan yang hilang sulit untuk kembali “.
Ketiga, keterampilan komunikasi yang bagus. Pemimpin harus memotivasi, menginstruksikan, dan mendisiplinkan orang-orang yang menjadi tanggung jawab mereka. Mereka tidak dapat menyelesaikan semua hal jika mereka bukan komunikator yang sangat terampil. Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan hasil yang buruk. Pemimpin yang gagal mengembangkan keterampilan berkomunikasi sering dianggap lemah dan “bermulut bersih”, jelas Wang. Penting juga untuk diingat bahwa mendengarkan adalah bagian integral dari komunikasi.
Keempat, Loyalitas. Para pemimpin terbaik memahami bahwa kesetiaan sejati adalah feedback. Karena itu, mereka mengungkapkan kesetiaan dengan cara-cara nyata yang bermanfaat bagi anggota tim mereka. Kesetiaan sejati pemimpin adalah memastikan bahwa semua anggota tim memiliki pelatihan dan sumber daya untuk melakukan pekerjaan mereka, bahkan dalam krisis dan konflik. “Para pemimpin besar melihat diri mereka berada dalam posisi melayani anggota tim mereka,” kata Wang. “. Karyawan akan menunjukkan kesetiaan mereka sendiri pada pemimpin yang dapat dipercaya.
Kelima adalah Ketegasan. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya diberdayakan untuk membuat keputusan karena posisinya. Mereka juga bersedia mengambil risiko pengambilan keputusan. Mereka membuat keputusan dan risiko dengan mengetahui bahwa jika sesuatu tidak berjalan dengan baik, mereka harus mampu mengendalikan dan bertanggung jawab untuk melaksakan langkah berbasis prioritas.
Lebih lanjut, atasan yang tidak memiliki keberanian hasilnya sering tidak efektif. Terlalu banyak upaya untuk membangun konsensus dapat berdampak negatif. Daripada sekadar membuat keputusan, banyak pemimpin membiarkan perdebatan berlanjut, dan kemudian membuat keputusan sedikit demi sedikit yang tidak memuaskan siapa pun.
Keenam, kompetensi manajerial. Banyak organisasi mencoba menciptakan para pemimpin dari orang-orang yang hanya pandai dalam pekerjaan mereka. Mereka yang muncul sebagai pekerja yang sangat baik sering memiliki kualitas penting. Mereka adalah orang-orang yang memiliki pemahaman kuat tentang produk dan layanan perusahaan. Mereka memahami tujuan, proses, dan prosedur perusahaan. Dan semua ini adalah penting.
Di sisi lain, bersikap baik pada pekerjaan seseorang tidak membuktikan bahwa seseorang memiliki kompetensi lain yang mereka butuhkan. Misalnya, bisakah mereka menginspirasi, memotivasi, membimbing dan mengarahkan?
Ke-tujuh adalah Pemberdayaan. Seorang pemimpin yang baik memiliki keyakinan pada kemampuan mereka untuk melatih dan mengembangkan karyawan bawahan mereka. Mereka memiliki kemauan untuk memberdayakan bawahan yang dipimpinnya untuk bertindak secara otonom. Wang mengatakan, hal ini datang dari keyakinan bahwa anggota tim mereka sepenuhnya akan menghadapi berbagai tantangan dari pekerjaannya. Ketika karyawan diberdayakan, mereka lebih mungkin untuk membuat keputusan yang terbaik bagi perusahaan dan juga pelanggan.
Terakhir (delapan) adalah Karisma. Sederhananya, orang lebih cenderung mengikuti jejak orang-orang yang mereka sukai. Para pemimpin terbaik berbicara dengan baik, supel dan ramah. Mereka menunjukkan perhatian yang tulus untuk orang lain. Wang mengatakan bahwa orang-orang di semua tingkat organisasi merasa mudah untuk berhubungan dengan mereka dan mengikuti jejak mereka”.
Setiap kualitas atribut tersebut adalah mutlak penting bagi kepemimpinan yang hebat. Tanpa itu semua, para pemimpin tidak akan pernah dapat memenuhi potensi yang mereka miliki sepenuhnya. Akibatnya, karyawan mereka tidak akan pernah bekerja sebaik yang mereka bisa. Karena itu, organisasi harus belajar cara terbaik untuk mengidentifikasi dan juga mengembangkan sifat-sifat yang diperlukan ini pada pemimpin yang ada saat ini dan pemimpin baru yang akan muncul.
Source: disadur dan diubah dari Forbes.com